Loading...
Biro Siasatan Persekutuan Amerika Syarikat (FBI) mengeluarkan foto sisa-sisa bom periuk yang meletup dalam event Boston Marathon di negara bahagian Massachusetts, AS.
Kelihatan potongan logam yang memang berbentuk seperti periuk dan juga sobekan kain berwarna hitam,yang diduga sebagai beg yang menjadi tempat bom tersebut.
Dalam sidang akhbar, seperti dilansir CBS News, Rabu (17/4/2013), agen khas FBI, Richard Deslauriers menjelaskan bahawa periuk tersebut menjadi tempat bahan letupan yang dipasang oleh pelaku. Periuk masak seperti itu, menurut Deslauriers, mampu menambah daya ledak bom yang diketahui berukuran kecil tersebut.
Untuk menambah kesan melukai bagi orang-orang yang terkena letupan bom, ditambah sejumlah benda tajam seperti paku, gotri dan potongan logam tajam yang lain. Benda-benda tersebut mampu menembus dan mengoyak daging manusia jika dilontarkan dengan tekanan yang besar. Kemudian sebagai pencetus letupan, pelaku menggunakan serbuk mesiu. Bahan letupan semacam ini, menurut Deslauries, sangat popular di kalangan para pengganas dan sering digunakan dalam aksi mereka.
Bahkan Al-Qaeda mengeluarkan khusus soal cara merakit bom semacam ini dalam majalah online, Jihadi. Sejumlah bom sama pernah digunakan dalam seangan bom di sebuah kereta di Mumbai, India, pada tahun 2006 lalu.
Lebih lanjut, Deslauriers menjelaskan, kedua bom yang meledak di kawasan Boylston Street sore waktu setempat, memang ditempatkan di dalam tas ransel biasa sehingga tidak mencetuskan syak wasangka.
Kemudian melihat dari kesan yang ditimbulkan, muncul dugaan bahawa salah satu bom diletakkan di dalam tong sampah dan sebuah bom lainnya diletakkan begitu saja di kaki lima.
Namun FBI belum mengetahui bagaimana caranya bom tersebut diletupkan, apakah dengan remote control atau dengan timer. Meski salah seorang sumber dari FBI yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada CBS News, adanya penemuan pecahan papan litar elektronik yang menunjukkan bom tersebut dikendalikan dengan timer.
Dalam insiden yang berlaku pd hari Isnin (15/4) waktu setempat, ada dua bom yang meledak di dekat garis finish dan di lintasan marathon Boston yang berada di sepanjang Boylston Street. Letupan tersebut menewaskan 3 orang yang semuanya telah berjaya dikenalpasti.
Ketiga korban tewas diketahui bernama Martin Richard, bocah laki-laki berumur 8 tahun, kemudian Krystle Campbell, wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai pelayan restoran, serta seorang mahasiswi Boston University yang berasal dari China , yang disebut-sebut bernama Lingzi Lu.
Sementara, sebanyak 170 orang lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di beberapa hospital di Boston. Sekurang-kurangnya 17 orang di antaranya saat ini dalam keadaan kritikal. Dua WNI yang ikut lumba lari dipastikan selamat.
Kelihatan potongan logam yang memang berbentuk seperti periuk dan juga sobekan kain berwarna hitam,yang diduga sebagai beg yang menjadi tempat bom tersebut.
Dalam sidang akhbar, seperti dilansir CBS News, Rabu (17/4/2013), agen khas FBI, Richard Deslauriers menjelaskan bahawa periuk tersebut menjadi tempat bahan letupan yang dipasang oleh pelaku. Periuk masak seperti itu, menurut Deslauriers, mampu menambah daya ledak bom yang diketahui berukuran kecil tersebut.
Untuk menambah kesan melukai bagi orang-orang yang terkena letupan bom, ditambah sejumlah benda tajam seperti paku, gotri dan potongan logam tajam yang lain. Benda-benda tersebut mampu menembus dan mengoyak daging manusia jika dilontarkan dengan tekanan yang besar. Kemudian sebagai pencetus letupan, pelaku menggunakan serbuk mesiu. Bahan letupan semacam ini, menurut Deslauries, sangat popular di kalangan para pengganas dan sering digunakan dalam aksi mereka.
Bahkan Al-Qaeda mengeluarkan khusus soal cara merakit bom semacam ini dalam majalah online, Jihadi. Sejumlah bom sama pernah digunakan dalam seangan bom di sebuah kereta di Mumbai, India, pada tahun 2006 lalu.
Lebih lanjut, Deslauriers menjelaskan, kedua bom yang meledak di kawasan Boylston Street sore waktu setempat, memang ditempatkan di dalam tas ransel biasa sehingga tidak mencetuskan syak wasangka.
Kemudian melihat dari kesan yang ditimbulkan, muncul dugaan bahawa salah satu bom diletakkan di dalam tong sampah dan sebuah bom lainnya diletakkan begitu saja di kaki lima.
Namun FBI belum mengetahui bagaimana caranya bom tersebut diletupkan, apakah dengan remote control atau dengan timer. Meski salah seorang sumber dari FBI yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada CBS News, adanya penemuan pecahan papan litar elektronik yang menunjukkan bom tersebut dikendalikan dengan timer.
Dalam insiden yang berlaku pd hari Isnin (15/4) waktu setempat, ada dua bom yang meledak di dekat garis finish dan di lintasan marathon Boston yang berada di sepanjang Boylston Street. Letupan tersebut menewaskan 3 orang yang semuanya telah berjaya dikenalpasti.
Ketiga korban tewas diketahui bernama Martin Richard, bocah laki-laki berumur 8 tahun, kemudian Krystle Campbell, wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai pelayan restoran, serta seorang mahasiswi Boston University yang berasal dari China , yang disebut-sebut bernama Lingzi Lu.
Sementara, sebanyak 170 orang lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di beberapa hospital di Boston. Sekurang-kurangnya 17 orang di antaranya saat ini dalam keadaan kritikal. Dua WNI yang ikut lumba lari dipastikan selamat.
0 Ulasan
jerit kat sini