Loading...
Tumor ganas yang menyerang saraf penglihatan nyaris meragut nyawa seorang bayi umur 2 tahun. Ketika nyaris tidak ada harapan, bayi tersebut diubati dengan minyak ganja yang ternyata berkesan untuk meringankan efek sampingan kemoterapi.
Sebelum diberi minyak ganja, bayi bernama Cash Hyde tersebut tidak lalu makan dan mengalami demam tinggi hingga sering kejang akibat efek kemoterapi. Bayi berasal dari Utah, Amerika ini menjalani kemotrapi kerana menghidap tumor otak yang menyerang saraf penglihatan.
Keadaan kanser yang diderita Cash cukup parah kerana terlambat mendapatkan diagnosis. Penyakitnya sempat dikira demam biasa, namun akhirnya diketahui ada pertumbuhan tumor di otaknya setelah bayi malang itu kehilangan kemampuan untuk melihat.
Menurut doktor yang menanganinya, operasi hanya boleh membuang 10 peratus dari sel tumor yang bersarang di kepalanya. Selebihnya harus diubati dengan kemoterapi yang sangat menyiksa, kerana sejak saat itu Cash jadi makin sering demam dan tidak mahu makan.
Mike Hyde, ayah Cash tidak tahan melihat perkembangan anaknya yang makin memburuk. Diam-diam, lelaki berusia 27 tahun itu memasukkan minyak ganja yang ia dapatkan dari seorang rakan dari Montana, Amerika Syarikat ke dalam infus yang diberikan pada Cash.
Minyak ganja yang dipakai Mike didatangkan dari Montana kerana di Utah tempat Cash dirawat, ganja adalah barang larangan. Sementara di Montana dan 16 negara bahagian lain di Amerika, ganja dilegalkan bagi kalangan tertentu untuk keperluan perubatan.
"Saya tahu ini ilegal dan sangat menakutkan. Tapi tidak ada yang lebih menakutkan dibandingkan harus kehilangan nyawa anak saya," ungkap Mike.
Tindakan nekad Mike akhirnya memang membuahkan hasil, sebab sejak saat itu keadaan anaknya makin baik. Cash tidak lagi tersiksa oleh efek sampingan kemoterapi, jadi bayinya lebih memiliki nafsu makan dan bahkan saat ini sudah dinyatakan sembuh dari kanser.
Doktor-doktor yang menangani Cash tidak memberikan komen atas tindakan ilegal tersebut. Namun beberapa pakar lain di Amerika menyayangkan hal itu dan menilainya justru menunjukkan hubungan yang tidak harmonis antara doktor dengan keluarga pesakit.
"Tindakan itu boleh membahayakan bagi si bayi dan yang jelas Mike tidak punya kemampuan untuk berkomunikasi dengan jujur dengan doktornya," ungkap Dr Linda Granowetter, doktor kanak2 dari New York University.
Sebelum diberi minyak ganja, bayi bernama Cash Hyde tersebut tidak lalu makan dan mengalami demam tinggi hingga sering kejang akibat efek kemoterapi. Bayi berasal dari Utah, Amerika ini menjalani kemotrapi kerana menghidap tumor otak yang menyerang saraf penglihatan.
Keadaan kanser yang diderita Cash cukup parah kerana terlambat mendapatkan diagnosis. Penyakitnya sempat dikira demam biasa, namun akhirnya diketahui ada pertumbuhan tumor di otaknya setelah bayi malang itu kehilangan kemampuan untuk melihat.
Menurut doktor yang menanganinya, operasi hanya boleh membuang 10 peratus dari sel tumor yang bersarang di kepalanya. Selebihnya harus diubati dengan kemoterapi yang sangat menyiksa, kerana sejak saat itu Cash jadi makin sering demam dan tidak mahu makan.
Mike Hyde, ayah Cash tidak tahan melihat perkembangan anaknya yang makin memburuk. Diam-diam, lelaki berusia 27 tahun itu memasukkan minyak ganja yang ia dapatkan dari seorang rakan dari Montana, Amerika Syarikat ke dalam infus yang diberikan pada Cash.
Minyak ganja yang dipakai Mike didatangkan dari Montana kerana di Utah tempat Cash dirawat, ganja adalah barang larangan. Sementara di Montana dan 16 negara bahagian lain di Amerika, ganja dilegalkan bagi kalangan tertentu untuk keperluan perubatan.
"Saya tahu ini ilegal dan sangat menakutkan. Tapi tidak ada yang lebih menakutkan dibandingkan harus kehilangan nyawa anak saya," ungkap Mike.
Tindakan nekad Mike akhirnya memang membuahkan hasil, sebab sejak saat itu keadaan anaknya makin baik. Cash tidak lagi tersiksa oleh efek sampingan kemoterapi, jadi bayinya lebih memiliki nafsu makan dan bahkan saat ini sudah dinyatakan sembuh dari kanser.
Doktor-doktor yang menangani Cash tidak memberikan komen atas tindakan ilegal tersebut. Namun beberapa pakar lain di Amerika menyayangkan hal itu dan menilainya justru menunjukkan hubungan yang tidak harmonis antara doktor dengan keluarga pesakit.
"Tindakan itu boleh membahayakan bagi si bayi dan yang jelas Mike tidak punya kemampuan untuk berkomunikasi dengan jujur dengan doktornya," ungkap Dr Linda Granowetter, doktor kanak2 dari New York University.
0 Ulasan
jerit kat sini