Loading...
Mesin propaganda Korea Utara mula bekerja, demi menghimpun sokongan untuk "sang putra mahkota", Kim Jong-un. Media massa plat merah menyebut putra bongsu mendiang Kim Jong-il itu sebagai " outstanding leader "alias" pemimpin luar biasa ". Tak banyak yang diketahui dari sosok pemuda 28 tahun yang tak banyak bicara itu. Namun, kisahnya saat menuntut ilmu di Switzerland, mungkin boleh menggambarkan watak calon pemimpin tertinggi Korea Utara itu. Pengalaman di dunia barat, yang menimbulkan harapan, negeri komuis itu bakal lebih terbuka. Atau mungkin tak ada pengaruhnya sama sekali. Seperti dimuat laman Daily Mail , 22 Disember 2011, ketika berusia 15 tahun, ayahnya menyekolahkan Kim Jong-un di sekolah mahal, International School Of Berne yang kos setiap tahun saat ini mencapai 16.000 poundsterling setahun . Namun, untuk menjimatkan wang, ia dipindahkan ke sekolah negeri di berhampiran sekolah itu.
Mengenakan kasut Nike, kaos Chicago Bulls, dan jeans, ia dikenalkan di muka kelas 6A Liebefeld-Steinholzi School, di berhampiran Berne. "Anak-anak, ini Un Pak. Datang dari Korea Utara, dia anak seorang diplomat." Kim Jong-un duduk di kerusi kosong di sebelah putra diplomat Portugis, Joao Micaelo. Pasangan itu lantas jadi sobat. "Kami bukan kanak-kanak terbodoh di kelas, juga bukan di kelompok pelajar pintar. Kami selalu ada di lapisan kedua," kata Joao, yang kini bekerja sebagai chef. Kala itu, Joao menambah, Un Pak berusaha untuk mengepresikan dirinya, namun terhalang bahasa Jermannya yang buruk. "Ia meninggalkan sekolah tanpa lulus ujian. Ia lebih tertarik pada bola sepak dan bola keranjang, berbanding pelajaran." Penggemar bintang bola keranjang, Michael Jordan - yang pernah kepergok membawa majalah porno di begnya - cuba membuktikan diri sebagai pemain yang baik di lapangan basket. Ia cukup pintar dalam pelajaran matematik, tapi tidak untuk yang lain. Joao menceritakan, suatu hari dia diundang makan Kim Jong-un, yang punya chef peribadi yang rela memasakkan apa-apa yang diinginkannya. "Ia tidak tinggal di kedutaan, tapi di flat di persekitaran elit di dekat sekolah," kata dia.
Kim Jong-un tinggal di flat besar, No 10 Kirchstrasse. "Ia dikelilingi gadget terbaik dan termutakhir, yang tak mampu dimiliki anak-anak yang lain - TV, perakam video, Sony PlayStation. Dia juga punya tukang masak, pemandu, dan guru peribadi. " Saat berkunjung, Joao mengaku tak pernah dibawa ke bilik. Hanya sampai ruang tengah, di mana mereka menonton filem kung-fu - khususnya yang dibintangi Jackie Chan. Kim Jong-un muda juga punya benda yang jadi objek iri temannya yang lain - koleksi cenderamata NBA asli yang masing-masing harganya lebih dari 100 poundsterling. Kim Jong-un tak tertarik dengan perbualan tentang gadis, ia juga tak minum arak setetespun saat pesta . "Ia hanya suka bercerita tentang kehidupan di kampung halamannya. Pemain muziknya hanya ada lagu-lagu Korea Utara.
Dia tak suka muzik barat." Suara keras lagu-lagu kebangsaan Korea Utara selalu terdengar dari flatnya. Joao tak mengetahui identiti temannya itu hingga suatu hari di tahun 2000, saat Kim Jong-un hendak pulang ke Korea Utara. "Ia menunjukkan gambar dia dan ayahnya, kemudian berkata, 'aku bukan anak duta besar, Aku adalah putera Presiden Korea Utara'." Temannya yang lain, Joerg mengatakan ia pernah melihat sebuah Mercedes perisai berhenti. Lalu, Kim Jong-un turun dari sana. "Ia dikelilingi semacam" ninja "yang memeriksa jalanan, sebelum membolehkannya melangkah."
Saat rakan-rakannya berbincang soal demokrasi, ia tak pernah ikit serta. Ia selalu duduk menunduk menatap kasutnya, nampak tak selesa. "Sambil mengunyah makanan dari Loeb, restoran paling mewah di Berne, di mana kau perlu mengeluarkan 100 euro hanya untuk seporsi salad."
0 Ulasan
jerit kat sini