Loading...
Kebiasaan memakan ayam hidup itu dilakoninya sejak usia 10 tahun. "Rasanya (makan ayam hidup) manis-manis hangat," kata penyiar radio komuniti di Tanggulangin Sidoarjo itu.
Kegemaran makan binatang hidup muncul lantaran masalah keterbatasan ekonomi. Awalnya, ketika itu, dia membantu ayahnya bekerja membuat batu bata. Kerana tak ada makanan, ia terpaksa terus menikmati yuyu atau ketam kali hidup-hidup.
Ia pun ketagihan dan tak boleh melepas kebiasaannya memakan binatang hidup. Bahkan, ia tak suka makan nasi dan makanan lain. Beruntung, dua anaknya tak jijik dan tidak mengikuti kebiasaannya.
Kebiasaan memakan binatang hidup itu pernah membuat dirinya celaka. Saat itu, ia mengambil ular hidup. Tak berapa lama, wajahnya bengkak lantaran keracunan bisa ular. Sejak itu, ia kapok dan tak tertarik memakan binatang berbisa. Kini, ia lebih memilih menikmati ayam hidup berbanding binatang lain. "Lebih enak daging ayam," ujar Mama Pretty, sapaan akrabnya di radio komuniti.
Untuk menghentikan kebiasaan makan binatang hidup, Miskaulah menjalani terapi di Rumah Sakit Daerah Sidoarjo.
Doktor Pakar Saraf, Syamsul Rahmadi, menjelaskan jika kebiasaan Miskaulah bukan gangguan. Pola makannya berlaku sejak masih kecil. Menurut dia, memakan binatang hidup dan meminum darah itu tak steril. "Darah mengandungi bakteria dan berbahaya," ujarnya.
Miskaulah juga menjalani terapi kejiwaan untuk menamatkan kebiasaannya tersebut. Selama menjalani terapi, ia dilarang menikmati binatang hidup, sedangkan pola makannya diubah seperti semula. Miskaulah berharap dapat menghentikan kebiasaannya memakan binatang hidup.
[Tempointeraktif.com
p/s mak datuk!!!
0 Ulasan
jerit kat sini